Sabtu, 01 Desember 2007

HASIL MONEV ICT JATIM

PENDAHULUAN

Laporan hasil monitoring dan evaluasi (monev) yang berupa kuesioner untuk kegiatan pengadaan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Jejaring Pendidikan Nasional (JARDIKNAS) dan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) yang dikembangkan oleh Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN), Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Republik Indonesia dan dikoordinir Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur.
Dalam kuesioner tersebut tedapat tujuh aspek TIK yang akan dipertimbangkan dalam analisis monev infrastruktur TIK JARDIKNAS, yaitu: awareness (AW), organoware (OW), brainware (BW), hardware (HW), netware (NW), software (SW), dan dataware (DW). Ketujuh aspek TIK ini dikelompokkan menjadi empat grup sebagai point of interest, yaitu: manajemen (M), rencana & pengembangan (R), teknis (T), dan pemanfaatan (P).
Adapun penjelasan mengenai ketujuh aspek TIK adalah sebagai berikut:
1. Awareness (AW), merupakan bentuk kepedulian dari entitas-entitas yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam JARDIKNAS, termasuk lingkungan sekitarnya.
2. Organoware (OW), merupakan sudut pandang organisasi (atau entitas) sebagai satu kesatuan dan komponen-komponen penyusunnya (atau pegawai) tentang JARDIKNAS.
3. Brainware (BW), sumber daya manusia (SDM) yang mendukung pengadaan, operasional, dan pemanfaatan JARDIKNAS.
4. Hardware (HW), perangkat keras yang merupakan penyusun infrastruktur TIK untuk JARDIKNAS.
5. Netware (NW), berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang menyusun sistem jaringan komputer yang menjadi infrastruktur TIK untuk JARDIKNAS.
6. Software (SW), perangkat lunak baik yang berupa infrastruktur maupun aplikasi-aplikasi yang mengisi JARDIKNAS.
7. Dataware (DW), merupakan data atau informasi yang mengisi aplikasi-aplikasi dalam JARDIKNAS yang sesuai dengan pemanfaatannya.
Bentuk-bentuk pertanyaan dalam kuesioner berupa pertanyaan tertutup maupun pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang dapat diukur dan digunakan sebagai masukan ke dalam formulasi analisis monev yang dapat menghasilkan informasi tentang capaian target utama, kendala-kendala yang ada, dan alternatif-alternatif solusi yang akan ditawarkan. Sedangkan pertanyaan terbuka digunakan untuk membantu dalam analisis kualitatif terhadap kendala-kendala yang muncul, alternatif-alternatif solusi, komentar umum, serta hal-hal yang tidak dapat diukur secara kuantitatif tentang JARDIKNAS.

HASIL MONITORING DAN EVALUASI ICT JAWA TIMUR
(Rata-Rata Seluruh Kota / Kabupaten)



I. KONDISI PENGEMBANGAN ICT JARDIKNAS DARI ASPEK MANAJEMEN, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN, PEMANFAATAN SERTA KEMAMPUAN TEKNIS.

A. Pengembangan dan Pemanfaatan ICT untuk bidang Manajemen

Kondisi Pengembangan dan pemanfaatan ICT untuk bidang manajemen banyak digunakan untuk pengolahan data dan peningkatan kemampuan SDM baik berupa pelatihan-pelatihan maupun perekrutan SDM baru dan outsourching. Sedangkan untuk tingkat kepedulian masih belum sepenuhnya dilakukan demikian pula dengan pengembangan perangkat lunak. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan manajemen dalam pengembangan perangkat lunak masih terbatas. Pengolahan data banyak dilakukan secara manual belum menerapkan pembuatan perangkat lunak dalam pengolahan data untuk pengambilan keputusan.



B. Program Perencanaan dan Pengembangan ICT

Kondisi aspek perencanaan dan pengembangan ICT lebih dikonsentrasikan pada pembangunan infrastruktur jejaring di lokasi kantor Dinas antar ruang/bagian berupa LAN maupun hotspot dilokasi tertentu serta konektivitas ke ICT center. Selain itu tingkat kepedulian dalam perencanaan dan pengembangan ICT cukup tinggi sebagai contoh dengan menjalin kerjasama dengan pihak lain. Sedangkan untuk pengembangan perangkat lunak masih belum signifikan karena lebih banyak melakukan pengolahan secara manual.


C. Pemanfaatan ICT untuk saat ini

Kondisi aspek pemanfaatan ICT lebih banyak digunakan untuk peningkatan SDM dengan melaksanakan pelatihan/workshop untuk pengolahan data, penggunaan ICT dalam sistem organisasi yang telah terbentuk misalnya penggunaan email dan transaksi data, tingkat kepedulian dalam pemanfaatan ICT nampak dalam hal perawatan infrastruktur ICT. Hal ini dikarenakan jenis pekerjaan yang saat ditangani lebih ditekankan pada kegiatan pengembangan SDM dan perawatan peralatan. Sedangkan untuk pemanfaatan aplikasi pengolahan data masih belum bervariatif, masih sangat tergantung dengan pengembangan dari pusat.


D. Kemampuan Teknis Tim ICT Kota/Kabupaten

Kondisi aspek kemampuan teknis lebih terkonsentrasi pada kemampuan pemasangan jejaring yang saat ini menjadi prioritas, kemampuan dan pemahaman infrastruktur ICT dan kemampuan dalam peningkatan kompetensi ICT secara umum serta kemampuan dalam hal pengolahan data. Hal ini sangat erat hubungannya dengan ketersediaan SDM yang menangani jaringan telah tersedia dengan memanfaatkan ICT Center dan mahasiswa PJJ TKJ. Adapun ketersediaan SDM yang menangani perangkat lunak masih sangat terbatas.

II. KONDISI PENGEMBANGAN ICT JARDIKNAS BERDASARKAN PROSENTASE TERTINGGI KAB/KOTA DARI ASPEK MANAJEMEN, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN, PEMANFAATAN SERTA KEMAMPUAN TEKNIS.

Kondisi perkembangan ICT di 38 kab/kota di Jawa Timur sangat beragam, hal ini digambarkan dengan table sebagai berikut :

A. Prosentase Aspek Manajemen pada Penerapan Bidang ICT



Kondisi aspek manajemen berdasarkan prosentase tertinggi adalah Kab. Pacitan, hal ini menunjukkan kab/kota diatas telah menerapkan ICT dalam kegiatan manajemen implementasi ICT

B. Prosentase Pemanfaatan ICT



Kondisi aspek pemanfaatan ICT berdasarkan prosentase tertinggi adalah Kab.Lumajang, hal ini menunjukkan kab/kota diatas telah memanfaatkan ICT dari segi hardware, software, brainware, organoware dan awarness. Data tersebut diatas dapat mewakili daerah yang telah mengoptimalkan peralatan ICT sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

C. Prosentase Kemampuan Teknis



Kondisi aspek teknis berdasarkan prosentase tertinggi adalah Kota Kediri, hal ini menunjukkan kab/kota diatas telah memiliki kemampuan teknis ICT dalam pengembangan infrastruktur ICT serta dapat mengoptimalkan SDM bidang ICT.

D. Prosentase dalam Perencanaan dan Pengembangan ICT




Kondisi aspek rencana dan pengembangan ICT berdasarkan prosentase tertinggi adalah 8 kabupaten/kota, hal ini telah menunjukkan keseriusannya dalam pengembangan ICT baik jangka pendek maupun jangka panjang.

KESIMPULAN

Dari hasil analisa monev diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Aspek Manajemen
Dari 38 kab/kota di Jawa Timur hanya 9 kab/kota yang mencapi 50% keatas atau sekitar 24% yang telah memanage implementasi ICT secara optimal

2. Aspek Rencana & Pengembangan
Aspek perencanaan dan pengembangan dari 38 kab/kota di Jawa Timur hanya 8 kab/kota yang mencapi 50% keatas atau sekitar 21% yang telah memiliki program pengembangan di bidang ICT untuk jangka pendek dan jangka panjang

3. Aspek Teknis
Aspek teknis menunjukkan kemampuan SDM dalam menangani ICT baik berupa hardware maupun software dari 38 kab/kota masih relative rendah, hal ini nampak pada prosentase pencapaian tertinggi 52,16% dan hanya 2 kab/kota yang mencapai diatas 50%.

4. Aspek Pemanfaatan
Pemanfaatan ICT cukup signifikan yaitu 42% kab/kota yang mencapai 50% keatas tingkat pemanfaatan. Hal ini dikarenakan adanya kegiatan dari pusat dan propinsi yang mengharuskan daerah untuk menindaklanjuti dengan fasilitas pada ICT.

***Pengolah data : M.Aries Syufagi dan Anastasia